Jumat, 27 April 2012

Tangisan seorang wanita tua

Banyak yang bilang " surga ditelapak kaki ibu " mungkin pepatah itu tidaklah asing bagi kita semua,pepatah yang sering terdengar oleh kita semua, dari pepatah itu saya mengalami kesimpulan kalau surga itu memang bener ada ditelapak kaki seorang ibu, kenapa surga tidak ada di telapak kaki seorang ayah??

Dewasa ini banyak sekali orang orang yang lebih dekat dengan ibu mereka ketimbang dekat sama seorang ayah,mengapa?? mungkin ini dikarenakan sikap dan watak seorang wanita dan seorang lelaki itu sangat berbeda maka dari itu kita lebih banyak dekat dengan ibu kita ketimbang ayah kita tapi tidak semua dair kita yang lebih dekat dengan ibu kita, ada juga dari kita yang dekat dengan ayaha kita dan ibu kita.

Suatu ketika saya berjalan jalan disebuah desa yang jauh dari perkotaan, dimana desa itu biasa di kenal dengan sebutan desa SEPADU, didesa ini saya banyak mengenal orang orang yang jauh lebih dewasa ( tua ) dari saya,ketika itu saya diajari bermain permainan alat alat traditional seperti layang-layang,gasing,meriam bambu, waktu itu saya masih duduk dibangku smp kelas 3, saya mempunyai banyak teman teman yang berbeda suku walaupun berbeda beda suku,diantara kami tidak ada perbedaan sama sekali,kami bermain tanpa memandang suku,ras dan agama masing masing, kami membaur antar sesama.

Hari demi hari pun terlewati, tidak disangka sekarang saya duduk dibangku kelas 1 sma,disini saya mulai belajar untuk lebih baik,belajar akan tentang kehidupan saya mendatang, suatu ketika saya bersama teman saya pulang dari sekolah,kami pulang menggunakan sepeda, waktu pulang kami. sesampai dirumah saya bertemu seorang ibu ibu yang merupakan tetangga saya, beliau  merupakan tetangga baik saya, selepas itu saya pun bermain ( bertamu ) kerumah beliau yang mana anak beliau juga merupakan teman saya waktu itu. waktu pun berjalan seiring jam berputer,waktu itu ibu dari teman saya sedang menasehati anak ya agar untuk tidak boros dalam penggunaan uang,karena mengingat kondisi keluarga ya yang sangat memprihatikan, waktu itu saya hanya bisa terdiam,duduk,dan menghayati apa yang ibu dari teman saya bicarakan, teman saya waktu itu sama sekali tidak mendengarkan apa yang ibunya bicarakan kepada dia,anaknya terus bermain tanpa menghiaraukan nasehat ibunya itu,sang ibu menyerah dan diam saja sambil membersihkan air mata yang keluar dari kedua bola matanya,sang ibu menangis sambil nasehati anaknya agar tidak boros dalam  menggunkan uang. sang ibu juga bercerita tentang apa yang telah ia rasakan semenjak dulu. sang anak hanya duduk diem saja tanpa ada penyesalan dalam dirinya yang telah membuat ibunya menangis.

Waktu pun berlalu tanpa terasa,saya pamit pulang sama ibu dan teman saya,sesampai rumah saya berpikir kalau tangisan seorang ibu itu sangatlah mulia sekali, airmata mereka menandakan mereka itu sangat menyayangi anak-anaknya ketimbang dirinya,mengapa? karena seorang ibu tidak mau anak anaknya kelak menderita dan sengasara dalam kehidupannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Pengikut