Selama ini orang banyak mengenal Singkawang ,namun tida ada salah kita mengetahui sedikit tentang keberadaan Sejarah kota Singkawan: | | |
Singkawang salah satu kota yang terletak di Propinsi Kalimantan Barat sejak dulu dikenal sebagai daerah tujuan wisata masyarakat Kalimantan Barat. Menurut Versi masyarakat Tionghua dari suku Khek/Hakka kata Singkawang berasal dari kata San Khew Jong berarti kota yang terletak diantara laut, muara, gunung dan sungai. Tidaklah berlebihan masyarakat Tionghua menyebutnya demikian karena secara geografis kota Singkawang sebelah barat berbatasan dengan laut Natuna, sebelah timur dan selatan berbatasan dengan gunung Raya, Pasi, Poteng, Roban, sedangkan didalam kota mengalir sungai Singkawang yang bermuara ke laut Natuna.
Dalam
perkembangan sejarah Singkawang merupakan wilayah Kerajaan Sambas,
ketika era penambangan emas di Monterado sedang jaya, banyak pekerja
didatangkan dari daratan China. Sebelum para pekerja tambang itu ke
Monterado terlebih dahulu beristirahat di Singkawang untuk meneruskan
perjalanannya, sebaliknya para pekerja yang telah lama bekerja
dipertambangan akan beristirahat di Singkawang. Konon kata Monterado
berasal dari kata Mount Eldorado yaitu ketika demam emas melanda
Amerika dan pada saat yang bersamaan di wilayah kerajaan Sambas juga
terjadi penambangan emas sehingga kata Mount Eldorado dalam lidah
masyarakat lokal diucapkan Monterado.
Singkawang
menjadi ibukota Kabupaten Sambas untuk waktu yang cukup lama. Ketika
kabupaten Sambas di mekarkan Singkawang menjadi bagian Kabupaten
Bengkayang. Dengan Undang-undang nomor 12 tahun 2001 secara resmi kota
Singkawang terbentuk.
Masyarakat
Singkawang begitu heterogen sehingga tidaklah mengherankan jika
Singkawang dikenal sebagai kota multi etnis. Dari berbagai etnis yang
ada, maka budaya dan tradisi Etnis Tionghoa, Melayu dan Dayak begitu
mewarnai kehidupan kota Singkawang.
Kota
Singkawang juga dikenal sebagai Hongkongnya Indonesia atau kota seribu
Vihara karena etnis Tionghua mencapai 42 % dari jumlah penduduk kota
Singkawang sehingga nuansa oriental begitu kental terasa. Demikian juga
dalam berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari antar mereka
menggunakan bahasa Khek/Hakka sehingga tak heran jika berada di
Singkawang sepertinya kita berada disalah satu sudut kota Hongkong. Dan
Salah satu budaya masyakat Tionghua adalah perayaan Cap Go Meh yang
dirayakan setiap setiap hari ke 15 tahun baru Imlek yang begitu
sensasional dengan nuansa magis karena adanya akulturasi dengan budaya
masyarakat lokal.
Letak
Geografis dan sejarahnya yang unik merupakan daya tarik wisatawan baik
lokal maupun mancanegara datang ke Singkawang untuk melihat keindahan
alam maupun tradisi budaya masyarakatnya yang tidak terdapat didaerah
lain di Indonesia.
Sejarah Pembentukan Pemerintah Kota Singkawang
Kota Singkawang semula merupakan bagian dan ibukota dari wilayah Kabupaten Sambas (UU. Nomor : 27 Tahun 1959) dengan status Kecamatan Singkawang, dan pada tahun 1981 Kota ini menjadi Kota Administratif Singkawang (PP Nomor 49 Tahun 1981), Kota ini juga pernah diusulkan menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Singkawang yaitu melalui usul pemekaran Kabupaten Sambas menjadi 3 (tiga) daerah Otonom.
Namun
Kotamadya Daerah Tingkat II Singkawang belum direalisir oleh
Pemerintah Pusat, waktu itu hanya Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat
II Bengkayang yang disetujui, sehingga wilayah Kota Administratif
Singkawang menjadi bagian dari Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II
Bengkayang (UU Nomor : 10 Tahun 1999), sekaligus menetapkan Pemerintah
Kabupaten Daerah Tingkat II Sambas beribukota di Sambas.
Kondisi tersebut tidaklah membuat surut masyarakat Singkawang untuk memperjuangkan Singkawang menjadi Derah otonom, aspirasi masyarakat terus berlanjut dengan dukungan Pemerintah Kabupaten Sambas dan semua elemen masyarakat Seperti : KPS, GPPKS, Kekertis, Gemmas, Tim Sukses, LKMD, Para RT serta organisasi lainnya. Melewati jalan panjang melalui penelitian dan pengkajian terus dilakukan oleh Gubernur Kalimantan Barat maupun Tim Pemekaran Kabupaten sambas yang dibentuk dengan Surat Keputusan Bersama antara Bupati Sambas dan Bupati Bengkayang No. 257 Tahun 1999 dan No. 1a Tahun 1999 tanggal 28 September 1999, serta pengakajian dari Tim CRAIS, Badan Petimbangan Otonomi Daerah. Akhirnya Singkawang terwujud menjadi Daerah Otonom berdasarkan Undang-Undang Nomor : 12 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Singkawang, diresmikan pada tanggal 17 Oktober 2001 di Jakarta oleh Menteri Dalam Negeri dan otonomi Daerah atas nama Presiden Republik Indonesia.
Arti Lambang Kota Singkawang
Lambang Kota Singkawang diambil dari berbagai potensi, dengan makna yaitu :
a. Makna Warna :
- Merah : Keberanian
- Putih : Kesucian
- Hijau : Kesuburan
- Biru : Ketentraman
- Kuning : Keluhuran dan Keagungan
b. Makna Gambar :
- Bintang, Ketuhanan Yang Maha Esa(sesuai sila Pertama dari Pancasila)
- Padi dan Kapas, Kesejahteraan dan Kemakmuran, merupakan tujuan seluruh masyarakat Kota Singkawang(Keadilan Sosial sila ke 5 dari pancasila).
- Rantai dan Roda Gigi, Persatuan dan Kesatuan dalam roda pembangunan(Sila ke 3 dari Pancasila)
- Gunung, Keteguhan dan Kekokohan
- Laut, Wawasan dan Pandangan yang luas
- Tugu, Tonggak bersejarah perjuangan Kota Singkawang
- Pita Bertuliskan “Kota Singkawang”, melambangkan identitas Kota Singkawang
- Jumlah Padi dan Kapas serta Angka 2001, melambangkan Peresmian Pembentukan Kota Singkawang tanggal 17 Oktober 2001, yang dijadikan Hari Jadi Kota Singkawang
- Buku, melambangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Peraturan perundang-undangan
- Tulisan “Bersatu Untuk Maju”, melambangkan Motto Kota Singkawang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar